Senin, 11 Februari 2013

RANGKUMAN MATERI PENGANTAR PENDIDIKAN



TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN









UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2013
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
Tujuan Pendidikan……………………………………………………..(1)
Aliran-Aliran Pendidikan……………………………………………...(3)
Pendidikan Formal…………………………………………………….(4)
Pendidikan Non Formal dan Informal………………………………...(6)
Pendidikan Manusia Seutuhnya………………………………………(8)
Pendidikan Seumur Hidup…………………………………………....(9)
Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi)……………………………...(12)
















TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai sudut.
·         Definisi Umum : Pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
·         Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara dan pembuatan mendidik.
Dasar Pendidikan
            Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan. Dasar atau landasan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu :
·         Al-qur’an.
Al-qur’an merupakan pedoman tertinggi yang manjadi petunjuk dan dasar kita hidup di dunia. Dalam Al-qur’an kita bisa menemukan semua permasalahan hidup termasuk pendidikan dan ilmu pengetahuan.
·         Hadist
Hadist merupan pedoman kita setalah Al-qur’an, dengan demikian hadist juga merupakan dasar atau elemen dalam pendidikan.
Tujuan Pendidikan
            Tujuan Pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia.  Tujuan pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu menurut islam dan tujuan pendidikan secara umum.



1
Tujuan Pendidikan Dalam Islam
Tujuan pendidikan islam adalah mendekatkan diri kita kepada Allah dan pendidikan islam lebih mengutamakan akhlak. Secara lebih luas pendidikan islam bertujuan untuk:           
·         Pembinaan Akhlak
·         Penguasaan Ilmu
·         Keterampilan bekerja dalam masyarakat
·         Mengembangkan akal dan Akhlak
·         Pengajaran Kebudayaan
·         Pembentukan kepribadian
·         Menghambakan diri kepada Allah
·         Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat.
Tujuan Pendidikan Secara Umum
            Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:
 1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
2.Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu  Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.
3.TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.



2
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Pengertian aliran pendidikan
            Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan. Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya. Didalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari aman yunani kuno sampai sekarang.
Macam-macam aliran pendidikan
            Macam-macam aliran pendidikan itu hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik saja, yaitu:
1.      Aliran empirisme
Aliran empirisme bertolak dari lockean tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
2.      Aliran nativisme
Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzion Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga factor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
3.      Aliran naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalism yang dipelopori oleh seorang filsuf prancis J.J Rousseau. Berbeda dengan Schopenhauer, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk.
Menurut teori konvergensi
a.       Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan
b.      Pendidikan di artikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
c.       Yang mengatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.


3
PENDIDIKAN FORMAL
Pengertian pendidikan formal
Pendidikan jalur formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya; termasuk didalamnya adalah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. 
Manfaat dan fungsi pendidikan:
1.     Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak (Biar Pintar)
2.    Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin
3.    Memperkenalkan Tanggung Jawab
4.    Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan
5.    Sebagai Identitas Diri
6.    Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas

Karakteristik Proses Pendidikan

Ada beberapaKrateristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah yaitu;
  1. Pendidikandiselengarakansecarakhususdandibagiatasjenjang yang memilikihubunganhierarki
  2. Usiaanakdidik di suatujenjangpendidikan relative homogen.
  3. Waktupendidikanrelatif lama sesuaidengan program pendidikan yang harusdiselesaikan.
  4. Materiatauisipendidikanlebihbanyakbersifatakademisdanumum.
  5. Adanyapenekanantentangkualitaspendidikansebagaijawabankebutuhandimasa yang akandatang.
Satuan Penyelenggaraan Pendidikan

1.      TK (Taman kanak-kanak)
adalah jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal.
2.      SD (Sekolah Dasar)
adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Saat ini murid kelas 6 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (atau sederajat).




4
3.    SMP (Sekolah Menengah Pertama)
(disingkat SMP, Bahasa Inggris: junior high school) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9.
4.    SMA (Sekolah Menengah Atas)
(disingkatSMA; bahasaInggris: Senior High School), adalahjenjangpendidikanmenengahpadapendidikan formal di Indonesiasetelah lulus SekolahMenengahPertama (atausederajat). Sekolahmenengahatasditempuhdalamwaktu 3 tahun, mulaidarikelas 10 sampai kelas 12.
5.    Perguruan tinggi
adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua:
·  Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah.
·  Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak swasta.
·  Pengelolaandanregulasiperguruantinggi di Indonesia dilakukanoleh KementerianPendidikanNasional. RektorPerguruanTinggiNegerimerupakanpejabateselon di bawahMenteriPendidikanNasional.
·  Selainitujugaterdapatperguruantinggi yang dikelolaolehkementerianataulembagapemerintahnonkementerian yang umumnyamerupakanperguruantinggikedinasan, misalnyaSekolahTinggiAkuntansi Negara yang dikelolaolehKementerianKeuangan.
·  Selanjutnya, berdasarkanundang-undang yang berlaku, setiapperguruantinggi di Indonesia harusmemilikiBadanHukumPendidikan yang berfungsimemberikanpelayanan yang adildanbermutukepadapesertadidik, berprinsipnirlaba, dandapatmengeloladanasecaramandiriuntukmemajukanpendidikannasional.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Proses Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar dapat dibedakan menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal diantaranya adalah sebagai berikut :
- Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa individu yang sedang belajar.
- Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar.
Faktor internal meliputi minat, jasmani, intelegensi, pengelolaan diri yang tepat, motivasi dan kesehatan.




5
Fungsi Pendidikan Berdasarkan Asas-asas Tanggung jawab
Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah mencari fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggungjawab:
  1. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan  yang berlaku. Dalam hal ini undang-undang pendidikan UUSPN nomor 20 tahun 2003.
  2. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan kepadanya masyarakat oleh masyarakat dan bangsa.
  3. Tanggungjawab fungsional ialah: Tanggungjawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan  jabatannya. Tanggungjawab ini merupakan pelimpahan tanggungjawab dan kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para  guru.

PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
Pendidikan Non Formal
Pengertian  Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar (sengaja) dilakukan tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap/ tidak terikat oleh jenjang pendidikan seperti pendidikan formal di sekolah. Tujuan terpenting dari pendidikan non formal adalah program-program yang ditawarkan kepada masyarakat harus sejalan dengan program-program pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak.
Pendidikan non formal juga berarti suatu kegiatan pendidikan di luar keluarga dan di luar sekolah yang kegiatan-kegiatannya ditujukan kepada :
1.  Anak-anak yang belum pernah sekolah.
2.  Anak-anak yang meninggalkan pendidikan SD/ SLTP dan tidak meneruskan sekolah lagi (di bawah umur 18 tahun).
3.  Orang-orang dewasa (adult education)
4.  Anak-anak di bawah umur 18 tahun yang memerlukan re-edukasi.
5.  Orang-orang dewasa yang memerlukan re-edukasi.
6.  Masyarakat sebagai satu lingkungan budaya (comunity education).

6
Macam-macam pendidikan itu dapat dikelompokkan sebagai program kegiatan pendidikan luar sekolah yang terorganisir yaitu :
1.Pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem pengajaran sekolah biasa.
2.Pendidikan kemasyarakatan adalah konfirmasi antara kedewasaan yang diwakili pendidik dan kebelum dewasaan yang diwakili oleh anak didik yang berdiri sendiri. Atau dikatakan sebagai pendidikan yang meliputi bagian pendidikan yang mempersiapkan anak-anak untuk tugasnya sebagai penghasil dan sebagai pemakai.
3. Pendidikan rakyat adalah tindakan-tindakan pendidikan atau pengaruh yang kadang-kadang mengenai seluruh rakyat, tetapi biasanya khusus mengenai rakyat lapisan bawah.
4. Mass Education adalah pendidikan yang diberikan ke orang dewasa di luar sekolah, yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekelilingnya. Dalam hal ini termasuk pula latihan-latihan untuk mendidik calon pemimpin yang akan mempelopori pelaksanaan usahanya di dalam masyarakat.
5. Adult education (pendidikan orang dewasa) adalah usaha atau kegiatan yang pada umumnya dilakukan dengan kemauan sendiri (bukan dipaksa dari atas) oleh orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas tertinggi masa kewajiban belajar dan dilangsungkan di luar lingkungan sekolah biasa.
6. Extention education adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah biasa, diselenggarakan oleh perguruan-perguruan tinggi untuk mengimbangi hasrat masyarakat yang ingin menjadi peserta aktif dlm pergolakan jaman.
7.  Fundamental education adalah menolong masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi agar dengan demikian mereka dapat menduduki tempat yang layak dalam dunia modern.
Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengalaman dalam hidup sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seorang lahir sampai ke liang kubur di dalam lingkungan keluarga, masyarakat atau dalam lingkungan pekerjaan sehari-hari. Contoh pengemudi becak. Bagi pengemudi becak, jelas tidak ada pendidikan formalnya. Jika seseorang pertama kali mencoba mengemudi (mengendalikan becak), ia akan menemui kesulitan.
7
PENDIDIKAN MANUSIA SEUTUHNYA
Pengertian Pendidikan Manusia Seutuhnya
Manusia utuh berarti adalah sosok manusia yang tidak parsial, fragmental. Apalagi split personality. Utuh artinya adalah lengkap, meliputi semua hal yang ada pada diri manusia. Manusia menuntut terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani, akal, fisik dan psikisnya. Berdasarkan pikiran dimikian dapat diuraikan konsepsi manusia seutuhnya ini secara mendasar yakni mencakup pengertian sebagai berikut:
1.      Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang.2.
2.      Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya.
Pendidikan manusia seutuhnya, pada dasarnya merupakan tujuan yang hedak dicapai dalam konsep Value Education atau General Education yakni:
1) manusia yang memiliki wawasan menyeluruh tentang segala aspek kehidupan, serta
2) memiliki kepribadian yang utuh. Istilah menyeluruh dan utuh merupakan dua terminologi yang memerlukan isi dan bentuk yang disesuaikan dengan konteks sosial budaya dan keyakinan suatu bangsa yang dalam bahasa lain pendidikan yang dapat melahirkan:
a) pribadi yang dapat bertaqarrub kepada Allah dengan benar, dan b) layak hidup sebagaimanusia.
            Untuk dapat menghasilkan manusia yang utuh, diperlukan suri tauadan bersama antar keluarga, masyarakat, dan guru di sekolah sebagai wakil pemerintah.
Patut diingat bahwa pembentukan jati diri manusia utuh berada pada tataran afeksi, dan pembelajarannya dunia afeksi hanya akan berhasil apabila dilakukan melalui metode pelakonan, pembiasaan, dan suri tauladan dari orang dewasa.
 Pendidikan Manusia Seutuhnya
Prinsip pendidikan menusia seutuhnya berlangsung seumur hidup didasarkan atas berbagai landasan yang meliputi :




8
1.      Dasar-Dasar Filosofis
Filosofis hekekat kodrat martabat manusia merupakan kesatuan integralsegi-segi(potensi-potensi): (esensial): Manusia sebagai makhluk pribadi (individualbeing),Manusia sebagai makhluk social (sosialbeing), Menusia sebagai makhluk susila (moralbeing).
2.      Dasar-Dasar Psikofisis
Merupakan dasar-dasar kejiwaan dan kejasmanian manusia. Realitas psikofisis manusia menunjukkan bahwa pribadi manusia merupakan kesatuan antara potensi-potensi dan kesadaran rohaniah baik dari segi pikis, rasa, karsa, cipta, dan budi nurani.
3.      Dasar-Dasar Sosial Budaya
Meskipun manusia adalah makhluk ciptaan tuhan namun manusia terbina pula oleh tata nilai sosio-budaya sendiri.Inilah segi-segi buhaya bangsa dan sosio psikologis manusia yang wajar diperhatikan oleh pendidikan.
Tujuan Pendidikan Manusia Seutuhnya
Tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
Adapun aspek  pembawaan(potensi manusia)meliputi:
 - Potensi jasmani, yaitu fisiologis dan pancaindra
 - Potensi rohaniah, yaitu psikologis dan budi nurani.


PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Dasar-dasar pendidikan seumur hidup
Prinsip pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung seumur hidup didasarkan atas sebagai landasan yang meliputi:
a.Dasar-dasar filosofis
Bahwa sesungguhnya secara filosofis hakekat kodrat martabat manusia merupakan kesatuan integral segi-segi atau potensi-potensi (essensia):

9
1.      Manusia sebagai makhluk pribadi
2.      Manusia sebagai makhluk social
3.      Manusia sebagai makhluk susila
b. Dasar-dasar psikofisis
Yang dimaksud dasar-dasar psikofisis ialah dasar-dasar kejiwan dan kejasmanian manusia. Realitas psikofisis manusia menunjukkan, bahwa pribadi manusia merupakan kesatuan antara:
1.      Potensi-potensi dan kesadaran rokhaniah baik segi pikiran, rasa, karsa, cipta, maupun budi nurani.
2.      Potensii-potensi dan kesadaran jasmaniah yakni jasmani yang sehat dengan pancaindra yang normal yang secara fisiologis bekerja sama dengan system syaraf dan kejiwaan
3.      Potensi-potensi psikifisis ini juga barada di dalam suatu lingkungan hidupnya baik alamiah maupun social-budaya
d. Dasar-dasar sosio-budaya
Meskipun manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang merupakan bagian dari umat manusia dan alam semesta, namun manusia Indonesia terbina pula oleh tata nilai sosio-budayanya sendiri. Segi-segi sosio-budaya bangsa mencakup:
1.      Tata nilai warisan budaya bangsa yang mencakup yang menjadi filsafat rakyatnya
2.      Nilai-nilai filsafat negaranya
3.      Nilai-nilai budaya dan tradisi bangsanya
4.      Tata kelembagaan dalam hidup kemasyarakatan dan kenegaraan baik yang non formal maupun yang fomal.
Tujuan dari pendidikan seumur hidup
Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup:
1.      Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
2.      Dengan meningat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.



10
Implikasi dari pendidikan seumur hidup
Sebagai salah satu kebijakan yang mendasar dalam memandang hakekat pendidikan manusia dapat dijelaskan segi implikasi ini sebagai berikut: 
a. pengertian implikasi
ialah akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
b. segi-segi implikasi dari konsepsi pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup:
1. Manusia seutuhnya sebagai subyek dikatakan sasaran didik.
2. proses berlangsungnya pendidikan, yakni seumur hidup manusia
Isi yang didikan, antara lain:
1.      potensi jasmani dan panca indera
2.      potensi pikir
3.      potensi perasaan
4.      potensi karsa
5.      potensi-potensi cipta
6.      potensi karya
7.      potensi budi nurani
Lembaga-lembaga yang terkait dengan pendidikan seumur hidup
Lembaga-lembaga yang terkait dengan pendidikan seumur hidup, antara lain:
a. lembaga pelaksana dan wahana pendidikan
1. dalam lingkungan rumah tangga, sebagai unit masyarakat pertama dan utama
2. dalam lingkungan sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal
3. dalam lingkungan msyarakat, sebagai lembaga dan lingkungan pendidikan non formal
b. lembaga penanggung jawab pendidikan mencakup kwajiban dan kerjasama tiga lembaga yang wajar dalam kehidupan.





11
PENDIDIKAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)
Pengertian Andragogi
Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Dapat juga dikatakan bahwa andragogi merupakan suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar (Knowles:1980). Sedangkan  istilah lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah "pedagogi", yang ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogos" artinya membimbing atau memimpin. Maka dengan demikian secara harafiah "pedagogi" berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak.
Perbedaan antara anak-anak dan dewasa dapat ditinjau dari 3 hal yaitu :
a. Usia, individu yang berumur lebih dari 16 tahun dapat dikatakan sebagai orang dewasa dan kurang dari 16 tahun masih disebut anak-anak.
b. Ciri psikologis, individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu tergantung dengan oranglain, bertanggung jawab, mandiri, berani mengambil resiko, mampu mengambil keputusan merupakan ciri orang dewasa.
c. Ciri biologis, individu dikatakan dewasa apabila telah menunjukkan tanda-tanda kelamin sekunder.
Beberapa defenisi Pendidikan Orang Dewasa, menurut :
            A.  UNESCO(Townsend Coles, 1977), pendidikan orang dewasa merupakan keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan,metodenya baik formal dan tidak, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas.


12
B.  Bryson, menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah semua aktifitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk mendapatkan tambahan intelektual.
            C.  Reeves,et al, pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya.
Karakteritik Pendidikan Orang Dewasa
            - Memiliki lebih banyak pengalaman hidup.
            - Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Orang dewasa termotivasi untuk belajar karena ingin memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berprestasi secara personal,  keputusan dan perwujudan diri.
            - Banyak peranan dan tanggung jawab yang dimiliki. Menimbulkan persaingan terhadap permintaan waktu antar setiap peranan yang ia miliki. Menyebabkan keterbatasan  waktu untuk belajar. Penting bagi pendidik orang dewasa untuk memiliki sensitifitas  dan memahami adanya persaingan penggunaan waktu.
            - Kurang percaya diri atas kemampuan diri yang mereka miliki untuk belajar kembali. Kepercayaan – kepercayaan yang tidak benar tentang belajar, usia lanjut dan faktor fisik juga dapat meningkatkan ketidakpercayaan diri orang dewasa untuk kembali belajar.
            - Pengalaman dan tujuan hidup orang dewasa lebih beragam daripada para pemuda. Dan hal ini dapat dijadikan suatu kekuatan yang positif yang dapat dimanfaatkan melalui  pertukaran pengalaman dikalangan pembelajar orang dewasa.
            - Makna belajar bagi orang dewasa. Belajar adalah suatu proses mental yang terjadi  dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan berfikir. Bagi
pendidikan orang dewasa melalui pengalaman-pengalaman belajar makna belajar diberikan.





13
Beberapa Asumsi Dasar dan Implikasinya
-   Konsep Diri
konsep diri yang dimiliki orang dewasa berbeda dengan konsep diri anak. Jika konsep diri anak bahwa dirinya tergantung dengan orang lain. Orang dewasa telah mempunyai kemauan sendiri (pengarahan diri) untuk belajar.
Implikasi :
a. Iklim belajar diciptakan sesuai dengan keadaan orang dewasa. Seperti : ruangan, kursi, meja dan sejenisnya disusun sesuai keinginan orang dewasa. Dengan demikian diharapkan terciptanya kenyamanan belajar.
b. Pelajar dilibatkan dalam proses merancang perencanaan belajar.
c. Pelajar diikutsertakan dalam mendiagnosa kebutuhan belajar. Mereka akan lebih terlibat dan termotivasi untuk belajar jika hal yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan mereka.
-   Pengalaman
pengalaman yang dimiliki merupakan akibat dari masa mudanya. Seiring berjalannya waktu maka pengalaman yang dimilikinya pun semakin banyak.
Implikasi :
a.  Proses belajar lebih ditekankan pada metode yang menyaring pengalaman mereka, seperti melalui diskusi kelompok, metode kasus, metode insiden kritis, simulasi dll. 
b. Penekanan pada proses belajar aplikasi praktis. Untuk memberikan pengenalan  konsep baru pengajar memberikan penjelasan melalui pengalaman yang berasal dari pelajar itu sendiri.
Kesiapan Untuk Belajar,
            Kesiapan belajar yang dimiliki individu sebagai akibat dari  peranan sosial yang dimilikinya. Havinghurts (1953) membagi masa dewasa menjadi tiga, yaitu : masa dewasa awal (18-30 tahun), dewasa madya (30-55 tahun), dewasa akhir (lebih dari 55 tahun). Dan membagi 10 peranan sosial yaitu sebagai pekerja, kawan, orangtua,  kepala rumah tangga, anak, warga Negara, anggota organisasi, rekan kerja, anggota keagamaan, pemakai waktu luang.

14
Implikasi :
a. Urutan kurikulum disusun berdasarkan tugas perkembangan bukan berdasarkan urutan mata pelajaran atau kebutuhan lembaga.
b. Konsep mengenai tugas perkembangan orang dewasa memberikan petunjuk dalam belajar kelompok.
-   Orientasi Terhadap Belajar
                   Orang dewasa cenderung mempunyai perspektif untuk secepatnya  mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pendidikan bagi orang dewasa dipandang sebagai suatu proses untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah hidup yang ia hadapi.
Implikasi :
a. pendidik berperan sebagai pemberi bantuan kepada pelajar dewasa bukan sebagai  guru yang mengajar materi.
b. Kurikulum POD tidak berorientasi pada mata pelajaran tertentu, tetapi berorientasi pada masalah.
c. Karena orang dewasa berorientasi pada masalah maka pengalaman belajar yang dirancang didasarkan pada masalah dan hal yang menjadi bahan perhatian mereka juga.
Fungsi Dasar
        Fungsi dasar pendidikan orang dewasa adalah instruksi, konseling, perkembangan program dan administrasi. Proses pengembangan program melibatkan penilaian pada kebutuhan pelajar, membuat dan mengeksekusi keputusan yang diperlukan dalam aktivitas belajar untuk memposisikan dan mengevaluasi hasil.
Keunikan dan keterpusatan fungsi pengembangan program dalam pendidikan orang dewasa berasal dari perbedaan tujuan dan kebutuhan pendidik orang dewasa.
Sebuah upaya dilakukan untuk mempertemukan bermacam-macam perubahan individu dan kebutuhan kelompok walaupun berupa program jangka pendek. Hal ini mengikuti pernyataan bahwa pendidikan orang dewasa lebih distandarisasi seperti
dalam program remidi atau kesempatan kedua yang mensejajarkan kurikulum pendidikan remaja, dan fungsi pengembangan program tidaklah begitu penting.
15
Tujuan Pendidikan Orang Dewasa
         Houle (1972), menggambarkan enam orientasi yang dipegang oleh pendidik orang dewasa, yaitu :
1. Memusatkan pada tujuan.
2. Memenuhi kebutuhan dan minat.
3. Menyerupai sekolahan.
4. Menguatkan kepemimpinan.
5. Mengembangkan lembaga pendidikan orang dewasa.
6. Meningkatkan informalisasi.
         Bergeivin mengemukakan tujuan pendidikan orang dewasa sebagai berikut :
a. Membantu pelajar mencapai suatu tingkatan kebahagiaan dan makna hidup.
b. Membantu pelajar memahami dirinya sendiri, bakatnya, keterbatasannya dan hubungan interpersonalnya
c. Membantu mengenali dan memahami kebutuhan lifelong education.
d. Memberikan kondisi dan kesempatan untuk membantu mencapai kemajuan proses pematangan secara spiritual, budaya, fisik, politik dan kejujuran.
e. Memberikan kemampuan melek huruf, keterampilan kejujuran dan kesehatan bagi orang dewasa yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar.
Alasan pentingnya berpikir filsafat dalam pendidikan orang dewasa, karena
1.  Perlu acuan pertanyaan dalam menetapkan program yang akan datang.
2.  Seringkali pendidik merasa hanya menjadi bagian kecil pada suatu lembaga besar, sehingga ia memandang lembaga menjadi sumber acuannya.
3.  Perlu landasan pendidikan untuk menilai keterkaitan antar masalah/personal.
4.  Pendidik perlu melihat keterkaitan antara pendidikan orang dewasa dengan aktifitas masyarakat.
5.   Berpikir filsafat yang dikembangkan dengan baik dapat menyiapkan pendidik.
Prinsip Belajar Untuk Orang Dewasa Menurut Hommonds
Terdapat 4 prinsip belajar yang dapat digunakan untuk mempercepat proses perubahan perilaku pelajar, yaitu :
16

1. Prinsip latihan (praktik), ketika kita telah menerima materi dan melakukan aktifitas yang  konkrit dan juga yang tidak nyata seperti aktifitas penggunaan indera, susunan syaraf dan pusat susunan syaraf. Pelajar akan terdorong untuk mengaplikasikan ilmu yang ia terima  sebelumnya. Hal ini akan mempercepat perkembangan dan perubahan kualitas pelajar.
2. Prinsip hubungan, Kejadian atau pengalaman dimasa lampau dapat dijadikan pedoman untuk meramalkan akibat atau hasil yang akan mungkin akan terjadi dari suatu proses.
3. Prinsip akibat, Dalam pendidikan orang dewasa, emosi, perasaan, lingkungan belajar,  hingga pendidik yang memberikan materi sangat mempengaruhi keberhasilan atau tidak tercapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, sangat diperlukan pendidik yang peka terhadap kepuasan pelajar yang berkaitan dengan segala hal yang berkaitan dengan proses belajar pendidikan orang dewasa. Dengan adanya kepuasan diharapkan pelajar dapat mencapai keberhasilan dan tujuan pembelajaran.
4. Prinsip kesiapan, Kesiapan diri pelajar akan menentukan manfaat yang dapat diperoleh dari proses belajar. Baik fisik maupun mental pembelajar sangat mempengaruhi proses  pembelajaran. Dengan adanya kesiapan mental dan fisik diharapkan pelajar dapat mencurahkan seluruh perhatiannya pada materi yang sedang dihadapi. Dengan demikian diharapkan, pelajar dapat memaksimalkan usaha pencapaian dan dapat mengatasi rintangan belajar, agar dapat berprestasi.









17













  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar