Nama :
Nur Sekha Maulida
NIM :
2120720060
Matematika IB
Belajar Bahasa Asing Justru Pupuk
Rasa Nasionalisme
Penulis
: Ali Sobri | Senin, 5 November 2012 | 14:39 WIB
![http://assets.kompas.com/data/photo/2012/10/11/1139117620X310.jpg](file:///C:/Users/Premium/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Shutterstock
Ilustrasi: Mata pelajaran Bahasa Inggris akan dihapus dari kurikulum baru untuk
siswa Sekolah Dasar pada tahun ajaran 2013-14.
TERKAIT:
- 'Spelling Bee' Permudah Anak Ingat Kosakata Bahasa Inggris
- Pelajaran Bahasa Inggris di SD Perlu Perbaikan
- Masa Emas Belajar Bahasa
- Bahasa Inggris Harus Tetap Ada
JAKARTA,
KOMPAS.com —
Tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan belajar bahasa asing sejak dini. Kekhawatiran
bahwa hal itu bisa meluruhkan rasa nasionalisme anak tampak terlalu berlebihan.
Mengutip hasil riset J Cummins dalam buku Language,
Power, and Pedagogy: Bilingual Children in The Crossfire, Manajer English
First (EF) Indonesia Arleta Darusalam mengatakan, anak yang mengembangkan dua
kemampuan bahasa semasa sekolah akan mendapat pemahaman mendalam mengenai
bahasa dan cara penggunaannya secara efektif. Hasil riset tersebut membuktikan
bahwa kemampuan bilingual membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan
untuk anak.
"Riset ini menyimpulkan bahwa anak-anak dengan
kemampuan bilingual akan memiliki fleksibilitas berpikir yang lebih baik
sebagai hasil dari pemrosesan informasi dari dua bahasa yang berbeda,"
ungkapnya di sela-sela Kompetisi Nasional EF English First Spelling Bee Tahun
2012 di Jakarta, Minggu (4/11/2012).
Dia menyadari bahwa pentingnya penggunaan bahasa Inggris
yang baik dan benar sejak dini diharapkan mampu menjadikan generasi muda
Indonesia berkualitas, kompeten, dan menjadi pemimpin andal, serta mampu
bersaing di ajang internasional. Selain itu, kompetisi ini diharapkan dapat
menjadi kesempatan emas bagi anak-anak dari penjuru daerah untuk berinteraksi.
"Penting kiranya sedini mungkin anak-anak diperkenalkan
dengan budaya lain karena dari situ mereka akan tumbuh sikap saling menghargai
dan menghormati orang lain di luar dirinya. Sebab belajar bahasa berarti juga
belajar kebudayaan," ungkapnya.
Dengan saling menghormati satu sama lain dari latar belakang
daerah dan budaya yang berbeda itu, maka akan tertanam sikap nasionalisme di
hati mereka. Ini bisa dimengerti karena nasionalisme adalah satu paham yang
menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dalam mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
"Jadi, walaupun berbeda-beda, tetapi datang dari negara
yang satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat," ujarnya
lagi.
Orangtua peserta, Harman, ayah dari Jeane Naila Anstyadi,
salah satu peserta Kompetisi Nasional EF English First Spelling Bee Tahun 2012
mengakui, rasa nasionalisme ini tertanam pada anak yang belajar bahasa Inggris.
Ia mengatakan, semakin seseorang mahir dalam bahasa Inggris, semakin ada peluang
menjadi seorang nasionalis.
"Melalui bahasa Inggris, anak kita bisa memperkenalkan
Indonesia yang sangat beragam suku dan budaya kepada orang asing, yang
kebanyakan dari mereka bisa berbahasa Inggris. Semakin menguasai bahasa asing,
semakin luas wawasan dan pergaulannya, maka semakin besar pula peluang
memperkenalkan Indonesia ke masyarakat luas, internasional," tandasnya.
Editor
:
Caroline
Damanik
komentar: orang yang dapat
berbahasa inggris dengan baik mempunyai nilai plus dalam era globalisasi ini.
Jika pembelajaran bilingual dilakukan sejak dini, penyerapan kemampuan dalam
pembelajaran dapat lebih maksimal. Tidak perlu khawatir jika pembelajaran
bahasa inggris sejak awal menjadikan anak tidak tahu akan bahasanya sendiri
(Indonesia), karena kita hidup di nedaga Indonesia dan menggunakan bahasa
Indonesia dalam keseharian kita. Bahasa Inggris yang kita pelajari hanyalah
sebagai pengetahuan tambahan akan bahasa asing, karena bahasa internasional
yang dipakai adalah bahasa inggris. Seperti yang dikatakan diatas, bahwa "Melalui bahasa Inggris, anak
kita bisa memperkenalkan Indonesia yang sangat beragam suku dan budaya kepada
orang asing, yang kebanyakan dari mereka bisa berbahasa Inggris. Semakin
menguasai bahasa asing, semakin luas wawasan dan pergaulannya, maka semakin
besar pula peluang memperkenalkan Indonesia ke masyarakat luas,
internasional,".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar